Kerinci // MSN,
Lunch Meeting alias ramah tamah sambil makan siang digelar Imigrasi Kerinci bersama insan Pers berlangsung penuh kekeraban dan bersahaja dalam menyikapi, membahas dan mendapat solusi terkait sengketa warga Asing dan persoalan dihadapi oleh TKI yang berada diluar negeri. Kamis 21/11 bertempat di Hyggee Cofe, jalan M Thamrin Depati Baduo Ninek, Desa Air Bungkal, Rawang.
Ramah tamah yang dipimpin langsung oleh Purnomo Kartenogoro selaku Kepala Kantor Imigrasi Kelas 2 Kerinci bertujuan guna menguat kordinasi dan komunikasi yang harmonis diantara masingnya sekaligus berbagi informasi antara pihak imigrasi dengan insan Pers demi tegak dan terselenggaranya kerja pihak Kantor Imigrasi berkualitas yang ada manfaat besarnya.
Setelah mendengar paparan capaian kerja telah diraih oleh Kementerian Imigrasi dan kemasyarakatan yang disampaikan oleh Rizki dari Kantor Imigrasi Kelas 2 Kerinci, seperti penerbitan Golden Visa bagi pengusaha atas, dan untuk investor asing termasuk kontribusi sebesar 6 triliun yang diberikan oleh Kementerian Imigrasi bagi negara serta lainnya.
Kemudian, acara dilanjutkan dengan setion dialog atau diskusi antara Kepala Kantor Imigrasi Kerinci Purnomo Katenogoro dengan para insan Pers liputan Kota Sungai Penuh dan Kerinci yang dikenal bukan main super aduhai lenggok itik selatinya terutama diketika ada undangan jumpa Pers seperti lunch meeting, misalnya.
Usai membahas soal paspor elektronik dan dalam waktu dekat akan terjadi kenaikan tarif untuk biaya pengurusan Paspor, serta masalah kawin silang dan kawin bertambuh antara WNI dengan WNA atau sebaliknya, terutama menyangkut kemaslahatan anak yang dibuahkannya dengan solusi harus melapor dan terdaftar di Kantor Imigrasi.
Selanjutnya, lunch meeting semakin seru ketika para insan Pers aduhainya mencuapkan sengketa terkait administrasi dan perilaku yang melanggar hukum dan aturan dilakukan oleh WNA termasuk sengketa dan persoalan yang dialami oleh TKI saat berada diluar negeri.
"Solusi persuasif yang dilakukan oleh pihak Kantor imigrasi adalah dengan menggelar desa binaan agar setiap pengguna paspor termasuk yang ingin bekerja diluar negeri tidak menghadapi masalah sekaligus memberi pemahaman dan kesadaran terhadap masyarakat untuk memberi info terkait keberadaan WNA yang diduga bermasalah serta guna menghindari terjadinya tindakan menjual manusia', pungkas Purnomo Kartenogoro Kepala Kantor Imigrasi Kelas 2 Kerinci yang baru dilantik pada bulan Juni lalu sambil memilin ujung kumis tipisnya terlihat mulai tumbuh jarang jarang.(Rama)